SEBAGAI makhluk yang lemah, manusia perlu sentiasa berhubung dengan Allah dengan cara yang paling mudah iaitu dengan berdoa dan berserah kepada-Nya.
Dalam apa keadaan pun, kita perlu berdoa kepada Allah sama ada perkara itu kecil atau besar. Sesungguhnya Allah itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada setiap hamba.
Allah berjanji mengabulkan permintaan orang yang selalu berdoa kepada-Nya selagi mereka terus berbuat demikian.
Firman-Nya yang bermaksud: “Apabila hamba-Ku bertanya engkau tentang Zat Aku, maka katakanlah Aku amat hampir, sentiasa memperkenankan permohonan orang yang bermohon ketika bermohon kepada-Ku. Oleh itu, hendaklah mereka berkenan memohon kepada Ku.” (Surah Al-Baqarah Ayat 186).
Dalam ayat lain, Allah berfirman yang bermaksud: “Dan Tuhan kamu berfirman: Mohonlah kepada-Ku, nescaya Aku perkenankan permohonan kamu.” (Surah Al-Mukminun Ayat 60).
Berdoa adalah meminta kepada Allah untuk perkara ukhrawi dan duniawi.
Ada ulama’ merangkumkan manfaat doa itu dalam tiga perkara iaitu doa berfungsi untuk menunjukkan keagungan Allah kepada hamba-Nya yang lemah.
Dengan doa, seorang hamba menyedari hanya Allah yang memberinya nikmat, menerima taubat, yang memperkenankan doanya.
Allah berfirman yang bermaksud: “…atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati-Nya” (Surah An-Naml ayat 62).
Tidak ada satu pun anugerah yang dapat diberikan kecuali Allah yang Maha Pemberi, yang membuka pintu harapan bagi hamba-Nya yang berdosa sehingga hamba tidak dihadapkan pada keputusan.
Bukankah Allah berjanji akan mengabulkan doa hamba-Nya? Firman Allah yang bermaksud: “Berdoalah kepada-Ku, nescaya akan Kuperkenankan bagimu.” (Surah Ghafir, ayat 60).
Janji Allah untuk mengabulkan doa kita adalah motivasi untuk bersegera berbuat baik dan tarbiah (mendidik) agar kita mengakui dan merasakan nikmat Allah sehingga jiwa kita semakin terdorong untuk selalu bersyukur.
Rasa syukur itu yang mendorongnya untuk bersungguh-sungguh beribadah. Kemudian, doa mengajar kita agar berasa malu kepada Allah.
Apabila manusia tahu Allah akan mengabulkan doanya, pasti dia malu untuk mengingkari nikmat-Nya. Malah, jika di puncak keimanan, ia lebih dekat mensyukuri nikmat-Nya.
Nabi Sulaiman ketika berdoa: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.” (Surah An-Naml ayat 35).
Maka Allah pun mengabulkannya. Nabi Sulaiman bertanya kepada semua makhluk siapa yang mampu memindahkan singgahsana Balqis ke hadapannya?
Mengalihkan hiruk-pikuk kehidupan dunia kepada tafakur dan kekudusan munajat ke hadrat Allah memutuskan syahwat duniawi menuju ketenangan hati dan ketenteraman jiwa.
Allah berfirman yang bermaksud: Sesungguhnya memperdayakan orang yang sebelum mereka. Kemudian datang perintah Allah (seksa-Nya), menghancurkan sendi rumah mereka, lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas dan datanglah azab itu kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sedari”. (Surah An-Nahl ayat 26)
Sesungguhnya Allah tidak pernah memungkiri janji kepada hamba-Nya yang sentiasa mengingati-Nya dan sentiasa menyerahkan segala urusan kita kepada-Nya.
Oleh itu, berhubunglah, berdoalah dan bertakwalah kepada Allah pada setiap masa kerana Allah amat suka umat yang meminta-minta dan berdoa kepada-Nya.
No comments:
Post a Comment